Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

MUSIK (Seni Budaya SMK)

Gambar
Musik merupakan ungkapan perasaan seseorang melalui bunyi yang dapat menimbulkan perasaan estetis melalui indera pendengar. 1.        Unsur – unsur utama music adalah a.        Ritme/irama b.       Melodi c.        Hrmoni, dan d.       tekstur 2.        unsur-unsur pendukung music adalah a.        tempo b.       dinamik c.        gaya d.       kualitas nada, dan e.       komposisi 3.        Ritme terdiri dari unsur a.        Durasi nada b.       Birama, dan c.        Pola irama 4.        Melodi terdiri dari a.        Pitch b.       Notasi, dan c.        Tangga nada 5.        Harmoni tersusun atas a.        Interval b.       Actor 6.        Secara garis besar, tekstur music terdiri dari a.        Monofon b.       Polifon c.        Homofon 7.        Tempo music dibagi menjadi a.        Cepat b.       Sedang c.        Lambat 8.        Dinamik music adalah a.        Lembut b.       Kuat c.        Perpaduan keduanya

Tari (seni Budaya) part 1

Pengertian Tari Tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam tari. Unsur-unsur tari dan pendukungnya: 1. Gerak             Meurut Rudolf Von Laban aspek gerak terdiri dari beberapa bagian, yaitu:     a. the body : misalnya, geak bagian kepala, kaki, tangan, badan.     b. Space : ruang gerak, misalnya: level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak.     c. Time : misalnya, durasi gerak.     d. dynamics : kualitas gerak, misalnya: gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan.            Dengan demikian, unsur gerak dalam tari terdiri dari Ruang, Tenaga, dan Waktu. 2. Ekspresi          Ekspresi di dalam gerak tari merupakan suatu daya ungkap melalui tubuh, aktifitas, pengalaman seseorang, untuk dikomunikasikan kepada orang lain untuk menyatakan perasaan atau pikirannya melalui tubuh. 3. Iringan Tari       Iringan atau musik dapat dikatakan dinamis apabila mampu menggugah suasan

poem 16

berkejaran... saling mendahului. tidak ada yang mau mengalah. hingga akhirnya terpecah. di tepi muara. bersama angin yang menerpa. ombak pagi ini. (Tuban, 17/10/2013)

what the h***!!!

sumpah ya.. kalau bisa nyampah udah gua buang muka lo ke laut. gara-gara ELO, gua harus didudukin sama orang yang gak tau apa-apa. dan lagian kenapa sih yang lain pada ikut campur. sok ngadu segala lagi yang laennya! kalau bisa gua bejek-bejek itu muka yang sok innocent, sok segalanya!! gua harus ngehapus akun gua,,, dan itu sudah gua lakuin... puas ELO sekarang!!!!! what the F*** M*** aja lo!!! sumpah gua BETE bgt sm elo! fine! puas elo sekarang lihat gua yang disudutin. gua yang dipersalahkan atas semuanya. PUAS KAN ELO???!!!!  

pendidik dan petugas ketertiban

sebuah pendapat yang hanya akan menjadi pendapat manakalah tidak diimbangi dengan pemahaman dan penafsiran yang utuh. that's my word! Sangat relevan sebuah 'punishment' dijatuhkan karena melanggar tatib. Tidak ada perlakuan khusus bagi siapapun. Karena bobotnya sudah disesuaikan. Klo memang ingin memberi 'perlakuan khusus' karena karakternya yg berbeda, silahkan! Tapi jangan memberikan keistimewaan itu langsung terlihat yg lain. Akan ada yang namanya iri karena perlakuan yang berbeda itu. (just my own opinion)   di atas adalah status yang saya buat di salah satu akun jejaring sosial. saya menulisnya karena saya adalah seorang pendidik. tidak ada maksud apapun dari status itu. itu saya tulis karena saya merasa kurang nyaman dengan sikap yang diambil oleh salah satu pendidik. ada anak yang cenderung bermasalah dengan kedisiplinannya. dan hari itu anak tersebut "seperti biasa" telat. saya selaku pendidik menyerahkan penanganan anak tersebut kepa

IDIOM PART 1

I am in love at first sight : aku jatuh cinta pada pandangan pertama you are my dream love : kaulah idamanku my heart will go on : hatiku tak pernah berubah I feel as if I'm not fit to live anymore without you : aku seakan-akan tak mampu lagi hidup tanpamu I'm going to miss you when you're gone : aku kehilanganmu ketika kau tiada you're the only girl who comes early in my heart : kaulah gadis yang pertama kali memasuki hatiku you're the most beautiful girl in creation I dream : kaulah gadis tercantik yang aku impikan my mind is made up to love you : pikiranku sudah mantap untuk mencintaimu I must be faithful to the last : aku pasti setia sampai akhir hayat I am brokenhearted : aku patah hati Get out of my way : menjauhlah dari hidupku you are still blue to love me : kau masih lugu untuk mencintaiku you affected a liking for me : kamu pura-pura suka sama aku thats the last straw : ini benar-benar sudah keterlaluan I am closely related with you : aku t

poem 15

bulan itu telah berlalu... rasanya baru kemarin langkah-langkah itu menapak rasanya baru kemarin oase itu mencumbuku tapi entah mengapa sudah tak terasa lagi asa itu? adakah aku yang linglung, atau kah memang sebegitu cepatnya angin itu menyapunya? hingga tak ada yang tersisa di logika. (Lamongan, 1/10/2013)

SEPTEMBERKU

ada sebuah lagu yang mengisahkan bulan ini dan kisahku pun hadir di bulan ini. tak seindah lagu itu memang, tapi tetap harus di nikmati dalam tiap goresan lakuku tak semua tersaji apik ada saat dimana aku harus berjibaku dengan waktu ada saat dimana aku harus bergumul dengan hati ada kala kerasnya nada tersaji ada kala derasnya buncahan rasa tak terbendung kisahku di bulan ini waktu dimana aku harus takluk pada waktu kompromi dalam tiap tarikan nafas bahkan dalam imaji diri. kakiku harus tetap menapak! jika ingin logika tetap menempel di kepala. (Lamongan, 21 Sept 2013)

SISTEMATIK SURAT DINAS

Sistematik surat dinas adalah: 1. Kepala surat 2. Tempat dan tanggal surat 3. Nomor surat, Lampiran, dan hal. 4. Alamat surat 5. Salam pembuka 6. Isi surat 7. Penutup 8. Pengirim surat (tanda tangan, nama pengirim, dan stempel) 9. Tembusan

poem 14

Aku menyapu debu pada terik siang itu. adanya merah pada langkah berdamping putih pada letih. aku... masih berjibaku dengan debu hingga tinggi terik-terik. hingga fajar menyingsing senja.

poem 13

maaf jika ku harus bersua denganmu di jalan itu jangan mengaduh ataupun merayu aku hanya tak mau, saat ini. biarkan saja angin itu toh itu tak akan mengusikmu. (Lamongan, 17/06/2013)

poem 12

aku masih merangkak, dan akan terus merangkak selama keberanian itu belum nampak tak ku hirau apa kata alam ada yang bilang, aku cacat dalam pertumbuhan usiaku harusnya usia jalan tak taukah kalian? tiap orang ada yang tak sama dalam pertumbuhan meski kita sama gizi dan nutrisi tapi gen-gen dan kromosom yang membentuk raga kita tak sama jadi, biarkan saja aku merangkak kalian larilah jika tlah saatnya nanti pasti ku dapat melampaui kalian (lamongan, 10/06/2013)

poem 11

aku adalah inti dari manimu 28 tahun lalu. itu kamu dalam menafsir aku. kamu memasungku sejak kau membagikan manimu yang entah kau tak tahu malu atau aku yang terlalu lugu, aku membencimu sejak itu! hakmu mengklaim aku bagimu dewasaku adalah jerih payah mu. pekikku yang bagimu adalah sengau tak berarti, tak akan dapat menghanguskan apapun lagi, kini. lakuku adalah laku egoku preogratifku jika aku menari di atas egoku! sudah final! kau kan aku buang dari nurani karena mataku tlah letih tuk meraba lima indra. (lamongan, 02/06/2013)

poem 10

aku tak lagi bersenandung dalam bunyi kelamku tak lagi nampak beku itu merayap sela-sela nadir yang mengangga dalam masygul yg menyapu hati (lmg, 26/05/2013)

poem 9

aku menikmati tiap gelak tawamu aku mengidolai tiap jejak yang kau ukir itu sayangnya tak pernah ku jumpai kau bertafakur mengingat Tuhanmu entah apa itu karena pengelihatku yang tertutup debu atau memang itu sunguh kamu. (Lamongan, 10/05/2013)

poem 8

aku ingin merangkaikan kata-kata untukmu agar tumbuh rasa dihatimu untukku, tapi kata itu terasa mencekikku hingga tak sanggup ku ungkapkan lewat nada terpaksa ku kirimkan peti mati itu agar kau tahu betapa dalamnya rasaku padamu. (Lamongan, 25/03/2013)

AKU MASIH...

setiap langkahku kuniati tuk menjahuimu setiap asaku ku yakini itu karenamu karena kabut yang kau cipta dimasa kanakkku masih berbekas hingga kini.... tak ada satu keraguanpun dalam nafasku jika namamulah yang terpatri dalam nadirku karena hingga kini... aku masih membencimu!!! (Lamongan, 29/3/2013)

PAGIKU

aku terlilit dalam tiap kata yang terucap seakan menjelma dalam pusaran tak bertepi adanya nada yang tersaji membuatku makin tercekik aku butuh sunyi karena pagi tlah menjelma menjadi bunyi ini masih pagi.... tapi lelahku tlah terkulminasi (butuh segelas kopi lagi) *Lamongan, 30/03/2013

suratku

Lamongan, 02 April 2013 Kepada Sang Surya di Ufuk Timur Dengan segala takzim, Ingin kukabarkan kepadamu bahwa pagi ini aku merindu merindui si Surya pagi yang enggan menampakkan diri. Haruskah ku sajikan: 1. secangkir kopi cinta 2. sepiring sapaan hangat, dan 3. seulas senyum manis. Demi rinduku akanmu yang enggan bersua denganku haruskah ku menunggu di balik awan itu. karena hingga kini aku masih merindumu untukmu Suryaku. (vialin, 8. 58 PM) 2 april 2013

catatan fon awal kalimat

Saat itu datang Akal sudah tak dapat dikompromi Kekayaan Atau bahkan Rasa bangga yang selama ini di nomersatukan Akan musnah Tak berbui sedikitpun Urusan duniawi pun Luluh lantak tak berbekas Masa itu tak menunggu hari Akan datang jika jatah tlah Usai Tamat sudah masamu di bumi *catatan fon awal kalimat (6/4/2013, Lamongan)

poem 7

rasa tidak suka yang berlebih akanmu akan memuncak entah itu karena sebuah nama atau sebuah kata aku meyakini seutuhnya bahwa ketidaksukaanku akanmu ini beralasan tapi kedongkolan di hati itu tak bisa menjauh manakala tentangmu selalu berputar di duniaku jika saja ku punya kemampuan tuk menghilang... akan kuhilangkan mereka dari bumi, agar tak mengotori hatiku yang semakin menghitam (Lamongan, 07/04/2013)

poem 6

Masih ku ingat namamu di senja itu Meski kadang rindu meradang Tapi terpuruknya aku.. Saat bulan tertutup kabut malam ini Ku mendengar berita Waktumu di bumi tlah usai. Tak pernah nampak kesakitanmu selama ini di ronamu 'kakak' baruku selamat jalan Tlah kau selesaikan tugasmu di bumi dg indah. Kau hantarkan dua kebanggaannu ke tempat menuntut ilmu Dengan bekal iman yg kuat Tlah kau singgahi pula tanah suci itu. Kini damailah dirimu di rumah baru (18 April 2013, Lamongan)

poem 5

aku tidak memahatmu tapi kau terpatri dalam selaksa jiwa ada yang bilang kau benalu dalam nadir mengoyak-oyakkan setiap hemoglobin dalam jiwa meski begitu raga beku ketika kau lenyap. Lamongan, 20/04/2013

poem 4

aku tidak takut akan teriknya surya aku juga tidak sembunyi dari hembusan debu yang mengiritasi mata aku hanya takut.... ketika nafas tak lagi ada dan kau tertawa pongah saat tubuhku meregang nyawa dalam sunyinya senja tanpa purnama. (Lamongan, 21/04/2013)

DAUN ITU

pernahkah ada tanya pada ranting, adakah kau rindu pada daun yang mengering? sementara air bahagia karena berkurangnya penghisap dirinya sedang si kuncup dan batang butuh glukosa ekosistem itu harus tetap berlangsung ini musim penghujan tapi kemarau tlah lama datang hingga daun ragu ia mau beregenerasi sekarang atau nati. daun itu kini lunglai dalam fotosintesisnya sendiri (lamongan, 27/04/2013)

poem 3

Bergumul dengan teriknya surya Kau tenteng kamera demi sebuah cita Acap kali riak dan rona ceria tertangkap wajah Duh... Anak-anak itu... Penuh energi baru dalam mengarungi waktu. Ku antar masa mudamu kali ini Dan kan ku selami masa dewasamu Hingga kelak kau menjadi wajah baru di negeri ini. Negeri baru nan damai dalam pandora imaji. Aku percaya sungguh! Kau kan jadi manusia yang berbudi.  (Lamongan, 01 Mei 2013)

poem 2

bagai pualam retak. saat nada terasah kata duh.... aku menghardikmu demikan sunguh karena bara rasaku tak tertampung waktu ingatkah saat mata kita saling beradu kau tertunduk beku saat kilatan luka itu terpampang jelas di retinaku hingga ajal membeku di nadiku bara itu akan tetap terpatri pualam akan tetap retak hingga jingga bertemu mega. (lamongan, 07.05.2013)

poem 1

ada yang aneh pada langit siang itu tampak tersenyum malu padaku sementara payungku terbakar cemburu oleh senyum itu ini terlalu sejuk untuk sengatan matahari sepanas ini adakah kau merayuku dengan cara ini? aku tersipu karenamu tapi ku masih menanti senja sore ini... (Lamongan, 04/05/2013)

TANYAKU

Rintik itu menyisakan tanya Saat kerikil berubah menjadi bongkahan karang Mencabi-cabik tiap langkah rasa Aku menunggumu… Menunggu eloknya senja Kala mega bermuram durja Ini pertiwiku… Tempat dimana nadiku bercumbu mesra Dengan pemilik alam raya Dahagaku akan damai Dahagaku akan oksigen Tertutup kabut riak benci Tanyaku pada senja… Adakah kau menunggu surya? Atau kau merindui mega? (Lamongan, 19/03/2013)