Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2009

ada yang lucu

ketika tawa mengema diantara pori-pori jiwa adakah tubuh merespon kebahagiaan yang kita dapat? ada yang aneh kali ini sebuah pesan singkat menertawaiku karena ku tersipu sendiri ku merona sendiri padahal aku tak perna berwujud di bumi

adalah...

sebuah naluri rasa ketika kabut menerjang malam dalam dekapan diam ku berjalan melawan dendam adakah kata tererosi ucap? ketika tak ada lagi wujud yang dapat di tangkap oleh retina ada kalut terpatri mimpi ada dendam tercabik hati aku ingin lari... tapi ku tak dapat pergi karena aku adalah batu tak berhati aku adalah sosok yang tak pernah ada arti.

ASAL BACOT

Surabaya, 14 Maret 2009 SELEBRITIS Setiap orang pasti mempunyai suatu hal yang di benci. Tidak terkecuali aku. Penyebab kebencian ada banyak, dan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Trauma: hal ini disebabkan ada suatu kejadian yang membuat penderita (orang yang membenci sesuatu) merasa hal yang dibenci itu menyakitinya sehingga ia tidak mempunyai respek yang positif tentang hal itu. 2. Menjijikkan: hal ini bias saja terjadi, misalnya benci sekali melihat darah. Ada beberapa orang yang jika melihat darah dia merasa darah bukanlah sesuatu yang indah dilihat leh mata. 3. Pobhia: salah satu alasan yang sering muncul ketika seseorang benci sesuatu. Dan jarang sekali pobhia dapat dijelaskan secara rasional. 4. Disakiti atau tersakiti: ini bias berupa fisik maupun psikis. Contohnya, putus cinta, deforse. Dari beberapa alasan diatas, salah satunya terjadi padaku. Aku tidak akan mengungkapkannya disini tentang penyebabnya, tapi paing tidak kalian tahu apa yang paling kubenci. Aku

DRAFT 1

Pertemuan yang paling menyebalkan itu terjadi di kantor Meinuri. Meinuri itu teman baikku sejak SMP. Dia tahu segalanya tentangku. Tak ada yang ku tutup-tutupi tentang apapun darinya bahkan hal yang paling kubenci sejak kecil, begitu pula tentangnya. Meinuri adalah pemilik Applepie, salah satu event organitation terbesar di Surabaya. Aku memang sering main ke kantornya, sama seperti hari itu. Meinuri tidak ada di ruangannya siang itu. Aku tahu hari ini dia ada di ruang rapat. Ada kliennya yang sedang sangat penting dari Jakarta. Seperti biasanya, akupun menunggu di ruangannya yang penuh dengan aroma blueberry. Dia penyuka blueberry, makanya di rumah, mobil, maupun ruang kerjanya tak akan pernah lepas aroma tersebut, dan aku menyukai itu. Semalam aku begadang menyelesaikan artikelku yang harus diserahkan ke editor sore ini, maka ketika ku melihat sofa yang empuk di ruangan Meinuri, rasa kantukku seakan membobardir dengan seketika. Beberapa saat setelah aku terlelap tiba-tiba bibirku t

aku adalah....

manusia yang tak bisa apa-apa merasa kerdil dihadapan ragaku sendiri merasa tak pernah layak mendapatkan cinta dari siapapun karena ku tak pernah pantas dengan siapa pun apakah aku pemilih? mungkin... karena aku tak ingin mengulang kegilaan orang tuaku aku hanya ingin yangg terbaik... paling tidak untuk kebahagiaanku sendiri aku tak menuntut banyak... karena aku bukanlah manusia yang sempurna aku punya sejuta

terserah hati

wajarnya mata... memilih yang terindah untuk hati wajarnya rasa... meminta yang terbaik untuk hati wajarnya aku... memilih yang terbaik dihatiku tidak yang rupawan... tidak juga yang jutawan... tapi yang ternyaman... untuk hati sang pelaku rasa