Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

kamu

16 November 2007 Kita bersua dimoment tak berwajah Ada sesak disukma Ingin kusebut aksara yang membentuk untaian nama Lidah keluh, tak seperti biasa.

untittle X

1 Juli 2008 Ketika kau tak menjaga kebersamaan itu.... Jangan perna sesali jika perpisahan itu menjemput hari. Ketika kau hanya bisa menuntut... Kau tidak akan mendapatkan apapun pada akhirnya nanti.

kata sakti

18 November 2008 Kisah yang telah berapa lama tersaji lewat ribuat detak Terpahat indah didasar hati Senyum tersunging kala memori menjelajah waktu Tapi tidak bagiku… Perjumpaan tlah lama ku nanti Hingga musim krismon membumi lagi Ku hanya ingin berucap Kata sakti yang terpendam 10 tahun lebih Ku hanya ingin kau tahu dulu kita sehati

untittle VII

20 agustus 2007 Gendering ditabuh! Yang ada memekakkan telingga Ingin buang segala tetek bengek Carut marut yang tersisa Segala hasrat siaga satu dileher bibir Termuntahkan dalam sunyi tak bertepi Ku iri pada pujangga, penari Bahkan pelukis alam Ku hanya dapaty berdiri dalam diam.

untittle IX

25 maret 2007 Dalam keheningan malam kuterjaga Bertanya dalam diam Gulana membungkus malam Saat langkah terkoyak asa Hanya ada kepalsuan dari ribuan mata Menatap dengan nanar Tertawa dalam duka Berkata dalam dosa Untuk siapa hati yang luka? Tak ada jawab di sana Karena tak ada yang sudi berbagi dengan luka Hingga surya tertawa dengan sumbang agar luka tetap bahagia.

File Agenda

1. Kadang rasa yang ada tak bisa dikompromi Meski tlah bertabur pupuk agar tetap bersemi Ini semua tiada arti jika semua hanya mimpi Seperti sang surya yang melangkah jauh meninggalkan pagi Ada saat bumi terasa sepi Ketika pagi tak lagi kompromi Ia ak mau menampakkan senyumnya lagi Adakah malam tertawa iri? 2. Ada rindu di sini.... Tersenyum dibalik senja pagi Ketika langkah yang kau tuju Makin menjauh dari tempatku kini berdiri Bayangmu pun tak tertangkap oleh retina Hingga rindu hanya dapat tersenyum Lewat pagi yang indah. 3. Aku ingin melihat senja pagi Denganmu pemilik senyum abadi Meski semua hanya ilusi Dalam aksara rasa tanpa nada Dalam himpitan luka tanpa kata.

GEO

Senin, 17 November 2008 Ribuan bilur luka di Geo nya kita Menumpahkan air mata dan makian tak terarah Molekul yang membentuk sesosok raga Tlah menjungkirbalikkannya Tak ada irama syahdu Hanya pekikan jiwa-jiwa yang tererosi Yang sejak kapan tak mampu melihat indahnya pagi Dan tlah berapa lama tuli akan nafas diri

GYSKIBNA

Guratan luka tak terekam retina Yel-yel hati terpatri Senja maupun surya tiada beda Kicauan burung memekakkan gendang telinga Ingin tubuh berlari Bumi enggan berkompromi Nun jauh iri Akan senyum suci nan abadi. 25 September 2008

NADA T

Kamis, 13 November 2008 Terkontaminasi jutaan suara Raga tersayat tanpa nyawa ada kala gulana membui tersenyum lirih tanpa arti lihatlah… air langit tlah lelah tuk berbagi. Terintimidasi bilur sunyi Bertekuk lutut dalam memori Nada sumbang mencekik mimpi Terimprovisasi dalam diam Tertatih-tatih tuk melangkah Tertawa dalam jurang Terkubur dalam dendam.

MU dan KU

kehadiran musenyuman bagi ku tawa mu kehidupan bagi ku tangis mu luka bagi ku canda mu kehangatan bagi ku pacar mu musuh bagi ku tapi………. Kau tak pernah tau Ada apa dihati ku? (Surabaya 21 November ‘05)

untittle I

Sketsa bumi termetamorfosis waktu Terbentuk kilatan frasa rasa Tercabik derasnya langkah yang tak terarah Bumi terseduh… Tatkalah tubuh lumpuh akan tari Bisu akan puisi Tuli akan melodi Akhirkah langkahku ini di bumi? Ketika indra kita telah mati. 25 September 2008

takdirku

Surabaya, 17 Juni 2008 Aku terpasung di tepian tak bermuara Ragaku tertindas di belukar penuh duri Hatiku terkoyak di asa tak bermakna Ingin ku maki semua darmamu Agar ku bisa rengkuh seulas senyum itu.

terkukuhkan sebuah rasa....

Terkukuhkan sebuah rasa sejak malam tak berbintang Desahan nafas mengetarkan frekwensi fon yang terucap Ada asa yang menjelma dari balik topeng Ada getir yang tersaji dari selimut wajah Tercabik gulana pada malam purnama. Juli 2008

tragedi

Dalam tiap tragedi. Mendungku memuncak ketika kau kuasai raganya Hujan disertai guntur engan berhenti dalam satu aksara. Hingga banjir melanda hati. Kutikam tubuh Iblis itu disetiap lelapnya malam Tapi aku yang tersayat. Ingin ku maki dengan jutaan voltage… Mulutku terkunci rapat, nyali lenyap terbawa ombak. Demi segala jasad, kucoba tuk berkompromi Egoku enggan tuk bilang ‘iya’. Keegoanku terbukti… Raga itu tak berwujud di sisi. Ketika setan memporakporandakan struktur jiwa. Hanya ada aku dan wajah-wajah bermuka dua. Wajah yang entah untuk apa ada… Lihatlah…mata air tubuh pun enggan tuk mengalir Hanya ada tawa dari iringan doa yang menggema... Tak tahu kenapa!? Ku maki raga itu! Raga yang tak perna ada untuk aku! Raga yang selalu setia di sisi Iblis itu! Raga yang telah lenyap dari mata 13 tahun lamanya Dan entah sampai kapan…ku mampu bertahan Di depan jurang yang siap menerkam. 12 Agustus 2008.

untittle VIII

Ada atau dalam tiap tragedi berdarah Kemajemukan berfikir meluluhlantakkan logika Dalam tiap langkah... ada jejak yang menjelma Menjadi sebuah citacita yang bermandikan darah Cita yang berhomogen disetiap nyawa Yang menjadikannya tak lagi indah. Senin, 03 November 2008

pancarasa

kusematkan seluruh nafas dalam tragedi tak bertepi ku tercekik dalam kelamnya malam bayangan asa membeku dalam diam tubuh kaku dalam sunyi asa rasa menghilang dan berlalu dengan dendam gelegar langit memecah sunyi elemen-elemen tubuh tercerai berai ketika molekul hati bersatu dengan kelima indra dan memuntahkan kata kata yang paling indah untuk manusia yang tak pernah pantas menjejakkan kaki di bumi.

ALFABET

Ada hati meneteskan mata air tubuhnya Bilurnya terasa hingga jagad raya Cerita yang entah diterima logika Dalam tiap purnama sabit terlihat indah Entahlah… Frekwensi rasa itu tlah melemah Gelombang pun tlah kehilangan pemancarnya Hanya ada jejak waktu... Ilusi... Jeratan mimpi... Kelana dalam diam. Lalu, Masihkah ada embun itu? Nuansa yang terlukis lewat sunrise Opera mata menembus hati Panorama jiwa melelapkan amarah Quota ego pun menurun dengan indah Remuk redam dalam diam Sajak sabit dalam angan. Taukah itu fonetik rasa? Untuk setiap nafas… Voltage berdetak tak perna sama Walau malam tetap basah X-ray menelanjangi raga Yang tersisa hanya gulana hingga… Zaman musnah entah kemana. Senin, 23/11/2008

17/11/2008

Desingan mesin air conditioner membahana dalam lelapnya aktifitas di bujur sangkar. Tak ada tanda-tanda kehidupan selain benda-benda elektronik yang bersaing mendominasi ruang Alunan nada keluar dari sound sistem yang bersatu dengan perangkat computer. Selain itu... tak ada lagi. Kebodohanku yang selama ini tertutupi mulut besarku, terbongkar semua disini. Adakah lubang buatku tuk bersembunyi? Ku takut… Karena ku tak dapat berbuat sesuatu dengan benar Seperti lantunan lagu yang terdengar merdu. Ketaksempurnaanku ini akankah menjadi kuburanku sendiri? Ku ingin menjadi lebih! Ku ingin menjadi sosok yang sempurna. 17/11/2008

25 September 2008

Sketsa bumi termetamorfosis waktu Terbentuk kilatan frasa rasa Tercabik derasnya langkah yang tak terarah Bumi terseduh… Tatkalah tubuh lumpuh akan tari Bisu akan puisi Tuli akan melodi Akhirkah langkahku ini di bumi? Ketika indra kita telah mati. 25 September 2008

Juli 2008

Terkukuhkan sebuah rasa sejak malam tak berbintang Desahan nafas mengetarkan frekwensi fon yang terucap Ada asa yang menjelma dari balik topeng Ada getir yang tersaji dari selimut wajah Tercabik gulana pada malam purnama. Juli 2008