Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

sebuah...... kata

Menjauhlah sebuah nada saat denting porak poranda menjadi serpihan asa menjauhlah sebuah rasa ketika hati tlah mendingin karena kabut rasa benci dan iri serta maki.

Nyatanya Doa

setumpuk asa terangkai dalam kalbu dalam dekapan malam merajut titian doa_doa yang semu tapi nyata akan makna dalam taffakurku,,, mengharapmu adalah nyata nyatanya senyata hati yang tak dapat ingkar selaiknya mulut berujar

untittle IV

malam ini basah matamu pun berkata aku terluka! Malam ini duka Hingga tengah malam kau terjaga Tanpa senyum, Tanpa kata. (Surabaya 23 November ‘05)

untittle III

wajah itu terlihat kuyu keletihan terpancar di wajahnya dengan senyum dikulum dia bilang… “Selamat malam semoga bermimpi indah” (Surabaya, 21 November ’05)

untittle II

Malam ini pekat Tanpa bintang dan bulan Tanpa senyum dan harapan Beku…………… Dalam kehampaan abadi Tatkala hati ini rapuh Ku cari bayang Mu Tuk mengisi kehampaan ini Layaknya Sahara yang merindukan hujan sejuta abad kebekuan memuncak disaat harapan tinggal asa mampukah ku bertahan? Seorang diri Tanpa cahaya Tanpa purnama Hingga detik ini Di kegelapan abadi (Surabaya, 04 Desember ‘05)

DAN (15/12/2005)

Gemuruh ombak menggempur asa Buih terbang terbawa awan Dan………. Haruskah ku teriak? Terbang angin menghambarkan melodiku Resonansi-resonansi suara tlah terbang Bersama awan kesurga Tuk mencerca pencatat dosa Adilkah?! Dan……… Awan pun melemparkan ku ke laut Terbawa ombak, tertiup angin Terhempas tak berdaya Mati! (Surabaya, 15 Desember ‘05)

UNTUK (25/12/2005)

Aku bosan dengan semua kesunyian ini Seolah udarapun enggan untuk bergerak Nada-nada dalam hatipun malas tuk bermelodi Kucoba tuk triakan hati Namun tak kuasa mulut berucap Pelangi jiwa mengerang lara Pelangi hati tersenyum sedih Dan untuk apa raga ini ada? Jika duka lara tak jua enggan dari jiwa Kehampaan tanpa makna Keperkasaan tanpa ruh sang pencipta Dalam asa ku coba tuk tebarkan senyum termanis yang ada di jiwa Akankah? Bah! (Surabaya, 25 Desember ’05)

PANCARASA

kusematkan seluruh nafas dalam tragedi tak bertepi ku tercekik dalam kelamnya malam bayangan asa membeku dalam diam tubuh kaku dalam sunyi asa rasa menghilang dan berlalu dengan dendam gelegar langit memecah sunyi elemen-elemen tubuh tercerai berai ketika molekul hati bersatu dengan kelima indra dan memuntahkan kata kata yang paling indah untuk manusia yang tak pernah pantas menjejakkan kaki di bumi.

UNTUK

Aku bosan dengan semua kesunyian ini Seolah udarapun enggan untuk bergerak Nada-nada dalam hatipun malas tuk bermelodi Kucoba tuk triakan hati Namun tak kuasa mulut berucap Pelangi jiwa mengerang lara Pelangi hati tersenyum sedih Dan untuk apa raga ini ada? Jika duka lara tak jua enggan dari jiwa Kehampaan tanpa makna Keperkasaan tanpa ruh sang pencipta Dalam asa ku coba tuk tebarkan senyum termanis yang ada di jiwa Akankah? Bah! (Surabaya, 25 Desember ’05)

DAN

Gemuruh ombak menggempur asa Buih terbang terbawa awan Dan………. Haruskah ku teriak? Terbang angin menghambarkan melodiku Resonansi-resonansi suara tlah terbang Bersama awan kesurga Tuk mencerca pencatat dosa Adilkah?! Dan……… Awan pun melemparkan ku ke laut Terbawa ombak, tertiup angin Terhempas tak berdaya Mati! (Surabaya, 15 Desember ‘05)

UNTITTLE PART 3

Malam ini pekat Tanpa bintang dan bulan Tanpa senyum dan harapan Beku…………… Dalam kehampaan abadi Tatkala hati ini rapuh Ku cari bayang Mu Tuk mengisi kehampaan ini Layaknya Sahara yang merindukan hujan sejuta abad kebekuan memuncak disaat harapan tinggal asa mampukah ku bertahan? Seorang diri Tanpa cahaya Tanpa purnama Hingga detik ini Di kegelapan abadi (Surabaya, 04 Desember ‘05)

UNTITTLE PART 2

wajah itu terlihat kuyu keletihan terpancar di wajahnya dengan senyum dikulum dia bilang… “Selamat malam semoga bermimpi indah” (Surabaya, 21 November ’05)

UNTITTLE PART 1

malam ini basah matamu pun berkata aku terluka! Malam ini duka Hingga tengah malam kau terjaga Tanpa senyum, Tanpa kata. (Surabaya 23 November ‘05)

Mu dan Ku

kehadiran mu senyuman bagi ku tawa mu kehidupan bagi ku tangis mu luka bagi ku canda mu kehangatan bagi ku pacar mu musuh bagi ku tapi………. Kau tak pernah tau Ada apa dihati ku? (Surabaya 21 November ‘05)

Multiple Intelligence (Multi Kecerdasan)

Gambar
A nggapan bahwa jika IQ tinggi itu berarti cerdas sekarang ini sudah tidak menjadi patokan lagi. Prespektif atas anggapan tersebut berdampak negatif bagi sebagian besar siswa. kecerdasan manusia itu banyak rumpunnya. kecerdasan itu maultidimensional, banyak cabangnya. Jadi tidak ada siswa yang bodoh , setiap siswa mempunyai rumpun kecerdasan masing-masing! Ada 8 rumpun Multiple Intellegence, yakni: 1. Kecerdasan Linguistik (word smart) atau Cerdas Berbahasa kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya: pendongeng, orator) maupun secara tertulis (misalnya: pengarang, wartawan). Kecerdasan Linguistik mencakup kemampuan menggunakan kata, bahasa bunyi, retorika, dan lain-lainnya. 2.  Kecerdasan Matematis-logis (number smart) atau Cerdas Angka kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya: ahli statistik, matematika, akuntan) dan melakukan penalaran secara tepat (misalnya: ilmuwan, pemrogram komputer, ahli logika). kecerdasan ini meliputi kepeka

TIPE - TIPE KEPRIBADIAN SISWA

Gambar
 Tipe-tipe kepribadian siswa menurut Hipocrates:  Kepribadian Sanguinis, ciri-cirinya: Ekstrovet optimis periang dan penuh semangat Penuh rasa ingin tahu rasa humor tinggi ekspresif memiliki kebutuhan mendasar akan pengakuan dan penghargaan.  2. Kepribadian Melankolis, ciri - cirinya:  Introvet Pemikir pesimis mendalam dan penuh pikiran yang analitis serius dan tekun cenderung jenius berbakat dan kreatif sangat teliti hati - hati dan suka curiga taat aturan sangat konsisten dengan perasaan yang halu memiliki kebutuhan mendasar berupa jawaban yang bermutu dan didukung data yang lengkap dan akurat.    3. Kepribadian Koleris, ciri-cirinya: ekstrovert  keras tegas tidak emosional bertindak tidak mudah patah semangat bebas dan mandiri memancarkan keyakinan dan bisa menjalankan apa saja berbakat menjadi pemimpin. dinamis aktif membutuhkan perubahan memiliki kebutuhan mendasar berupa tantangan, pilihan, dan pengendalian. 4.