Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Karya Siswa Kelas X

Gambar
Dokar dari kardus Becak Rumah

senja meredup

Sajakmu dalam pinangn senja tertutup kabut saat hujan mendera dekapku... dalam bilurnya waktu mengukuhkan sebuah asa hingga pagi menjelang duka

Nada T

Terkon taminasi jutaan suara Raga tersayat tanpa nyawa ada kala gulana membui tersenyum lirih tanpa arti lihatlah.... air langit tlah lelah tuk berbagi. terintimidasi bilur sunyi bertekuk lutut dalam memori nada sumbang mencekik mimpi Terimprovisasi dalam diam tertatih-tatih tuk melangkah tertawa dalam jurang terkubur dalam dendam. (November 2008)

kisahku

Gambar
give up.... -_- B elum juga langkah itu menapak... ku tlah jatuh dalam lubang yang sama penolakan keep fighting is my best choice tak ada kata menyerah karena rindu ini purnama tidak ada kata menyesal karena ini adalah langkah ke depan bukan step kemunduran Allah know what is the best for me because He's never sleep.. jika tlah tiba saatnya... tak perlu waktu tuk menunda karena memang tlah tiba waktunya jika kini ku masih di jalan ini sendiri itu berarti sang pemilik, pemilik tulang rusukku... masih mencariku dijalannya hingga saatnya nanti kita bertemu di persimpangan Keep fighting.... ALLAH never sleep !!!

pemilik hati

mencoba membuka hati kepadamu pemilik alam imaji dalam kalusa waktu yang memporakporandakan kisah dalam konsonan frasa acapnya kata tersaji bunyi rasa terpatri hati terhimpit di kilaunya nada sesaknya nafas jiwa aku harus melangkah dalam pusaran nyawa dalam deretan kata tak adanya kata tidak dalam klausa makna karena kata tlah mati dalam heningnya hati. tersudut ku disini dalam membuka imaji kepada pemilik hati

alunan sunyi

sepi... di kesunyian malam  diantara asa, dan benda tak bernyawa lirih... nyanyian malam dan keremangan pun meraja menusuk kalbu jiwa ambisi... meradang dalam hati sampah!!! (25 Juni 2005)

gulana

cabikan gulana di senja merah tertutup kabut kehampaan kala rasa meradang terbawa senja malam rasa... kadang tertawa riang juga menikam tajam  perih bilur hati jantung... berdegup tak beraturan terhiasi kabut malam senja merah dan... gulana pun sengsara! (di sore itu, 2 Juli 2005)

asa

asa... kala ku terjaga dari ketidakpastian hujan pun mengguyur  seketika itu jua asa... kala ku terdiam dan kau pun terpaku tak mengerti aku hanya bisa diam disini sendiri... sepi... sunyi... mati! (Tengah malam, 04 Juli 2005)

Kau... Api?

kau... seperti api adakala menyinari tapi lebih banyak menyakiti kau... tak pernah peduli dengan air, angin, atau yang lain hanya dengan dirimu sendiri kau bisa bahagia kau..... sulit dimengerti meskipun kini aku tahu dengan pasti kau adalah api (06 Juni 2005)

imajiku

kadang.... imaji berfikir liar kau tersenyum kau cemberut kau teriak dan marah padaku cemburu, kangen, bahkan menangis didepanku tapi... itu hanya khayalku karena kau di samping sahabatku... (Oktober 2005)

Patah Hati

kulihat senyummu merekah di bibir indahmu kulihat matamu memandang penuh arti kulihat tubuhmu begitu perkasa disebelahnya padahal .... disini aku gelisah -tapi ku tahu, ku bukan siapa-siapa- (Oktober 2005)

kisahku

hari ini kisah yang sama malam ini senyum yang sama hati ini orang yang sama dia menambatkan hatinya untukmu. kamu.... menaruh hatimu disebalahnya sedang hatiku? terluka (Oktober 2005)

detik ini

Detik ini hatiku untukmu detik ini hatimu untuknya detik ini kalian bersatu dan... detik ini aku terluka (Oktober 2005)

musik hati

Alunan musik mengalun debaran hati berdetak kencang senyummu mengembang padahal.... hujan turun deras tubuhku gerah dirimu tertawa aku tergoda sayang! tawa itu hanya untuknya

sayap

kepakan sayapku melemah awan pun bermuram durja gelegar membahanadirimu terpaku memujiku aku termangu takjub kearahmu dan hatiku pun terbang kearahmu... (Oktober 2005)

PERIH

Kerikil-kerikil melukai kaki berdarah-darah ku tak rasa sakit karena kau meredakan luka hanya saja itu tak bertahan lama karena hatimu tersisih oleh melati-melatiku (Oktober 2005)

konsonan

kudapati tubuh terhempas oleh senyummu yang tak kau tahu untuk siapa kau adalah udara yang tak pernah jauh dari -hayalku- kau setubuhi tubuh dengan kata-kata kau telanjangi tubuh dengan mata ku sadari... itu semua tidak untukku. (08 Desember 2006)

08 Desember 2006

Memori kisah kita tlah terpatri di dasar hati meski ku tahu tak semua sejarah itu indah saat kau tikam hati dengan perempuan tanpa nama hanya ada tangis darah kau begitu perkasa dengan kata dan mata ya Ayah! kau adalah raksasa tanpa jiwa!

10 Desember 2006

ku lihat jutaan mata memandang hampa dengan perut tanpa isi dan tubuh terbaring ringkih jeritan suara menyayat hati tatkala rasa sakit itu tiba aku... hanya dapat diam tanpa kata, tanpa raga, dan rasa saat kepala kudongakkan ke atas sedih hati yang terekam para jutawan berjalan melengang dan tawa sombong memekakkan telinga tak pernah tau rasa duka nestapa

atas nama

atas nama rasa kuungkapkan rasa suka atas nama hati kau goreskan luka atas nama cinta ku relakan kau dan dia atas nama luka ku benci diriku yang kalah atas sebuah nama (10 Desember 2006)

12 Oktober 2005

Ilalang bergoyang... angin tertawa riang gunda gulana hilang alam sunyi bernyanyi gemricik air... terdengar merrdu di hati. than.... imaji musnah karang pun terpaku sedih

ajalku dalam pusaran waktu

ajalku dalam pusaran waktu satu persatu pasir membeku membentuk jutaan molekul dalam satu titik nadir saat bumi tersenyum pasti adakah eloknya bunga tercermin dalam senyum malam saat waktu tercabut asa dalam diam bunga berkembang bukan bunga yang mati tapi air yang mengering mengkristal dalam sunyi dan beku karena hati sajak tanpa isi hanya kata tanpa bunyi dalam beku ku pahami aku... di sini... mati.... sendiri.