ponakanku

isaknya menyayatku....
tangis itu karena resahnya sang ibu
pamitnya ke rumah kawan
perempuan idaman tak jauh dari pandang
perempuan yang sudah bertuan

lama kau tak jua pulang
tak hanya satu mata resah memandang

lebih tersayatnya aku...
saat kudapati jalan pulangmu
seolah meyakinkan opini burukku terhadapmu

tenangkan tangis itu...
agar aku tak semakin pilu
dalam mimpi-mimpi burukku

(bangunkan aku dari ketakutanku)

-NOW- Teras rumah, 20/3/2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tari (seni Budaya) part 1

untittle VI