12 Agustus 2008.

Dalam tiap tragedi.
Mendungku memuncak ketika kau kuasai raganya
Hujan disertai guntur engan berhenti dalam satu aksara.
Hingga banjir melanda hati.

Kutikam tubuh Iblis itu disetiap lelapnya malam
Tapi aku yang tersayat.
Ingin ku maki dengan jutaan voltage…
Mulutku terkunci rapat, nyali lenyap terbawa ombak.

Demi segala jasad, kucoba tuk berkompromi
Egoku enggan tuk bilang ‘iya’.

Keegoanku terbukti…

Raga itu tak berwujud di sisi.
Ketika setan memporakporandakan struktur jiwa.
Hanya ada aku dan wajah-wajah bermuka dua.
Wajah yang entah untuk apa ada…

Lihatlah…mata air tubuh pun enggan tuk mengalir
Hanya ada tawa dari iringan doa yang menggema...
Tak tahu kenapa!?

Ku maki raga itu!
Raga yang tak perna ada untuk aku!
Raga yang selalu setia di sisi Iblis itu!
Raga yang telah lenyap dari mata 13 tahun lamanya
Dan entah sampai kapan…ku mampu bertahan
Di depan jurang yang siap menerkam.




12 Agustus 2008.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tari (seni Budaya) part 1

untittle VI